Home / Travel / Israel Darurat: Puluhan Ribu Wisatawan Terjebak, Penerbangan Ditunda!

Israel Darurat: Puluhan Ribu Wisatawan Terjebak, Penerbangan Ditunda!

Resep Alami Situs Hiburan, Informasi dan Berita – , Jakarta – Israel, yang semula merencanakan liburan musim panas yang ramai, kini berubah menjadi medan mencekam bagi lebih dari 40.000 turis asing. Di tengah konflik yang memanas antara Israel dan Iran, negara itu mendadak lumpuh: sebagian besar bandara ditutup, penerbangan dibatalkan, dan sirene rudal menggema di kota-kota kuno yang dulunya ramai. Ketakutan yang meluas telah mengubah destinasi wisata utama ini menjadi zona waspada tinggi, menjebak ribuan orang dalam mimpi buruk perjalanan global yang tak terduga.

Langit yang tertutup dan rute pelarian yang semakin menyempit memaksa para wisatawan untuk berlindung di tempat-tempat darurat, menunggu situasi yang lebih aman. Perang yang meningkat cepat telah membalikkan ekspektasi liburan, menggantikan rencana eksplorasi budaya dan relaksasi dengan kepanikan dan ketidakpastian.

Bandara Ditutup Tanpa Jadwal Buka

Situasi memburuk dengan cepat setelah serangan udara mendadak Israel terhadap Iran pada Jumat dini hari, 13 Juni 2025. Teheran segera membalasnya dengan serangan rudal yang masif, mendorong Israel untuk menutup wilayah udaranya secara total dan menangguhkan semua penerbangan komersial, baik yang masuk maupun keluar. Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv, gerbang utama Israel, tetap ditutup tanpa ada jadwal resmi untuk dibuka kembali, seperti dilaporkan oleh Tour and Travel World pada Ahad, 15 Juni 2025.

Para wisatawan yang semula bersemangat merencanakan perjalanan sehari ke Kota Tua Yerusalem yang bersejarah atau menikmati pantai-pantai Tel Aviv yang ramai, kini hanya bisa bergegas mencari perlindungan di bunker-bunker darurat. Setiap suara sirene memicu kepanikan, sementara mereka terus-menerus memantau kabar perjalanan untuk mencari rute pelarian alternatif. Rencana menginap di hotel-hotel bersejarah hingga resor modern pun buyar; kini, tempat perlindungan bom menjadi “kamar” yang paling banyak dikunjungi.

Di Yerusalem, pemandangan rudal balistik Iran yang menerangi langit malam layaknya hujan meteor menciptakan ketegangan yang nyata. Sementara itu, di Tel Aviv, beberapa distrik bahkan terkena serangan langsung, menyebabkan penduduk setempat dan turis berebut mencari tempat berlindung. Dampak konflik ini begitu meresap hingga acara rekreasi berskala besar, seperti Parade Kebanggaan Tel Aviv yang terkenal, terpaksa dibatalkan pada menit terakhir.

Denyut nadi pariwisata Israel yang semarak kini telah meredup di bawah bayang-bayang serangan udara. Hotel-hotel, yang dulunya dipesan penuh untuk wisatawan musiman, kini menjadi tempat yang tidak pasti. Museum-museum dan toko-toko ditutup, dan akses ke Kota Tua Yerusalem bahkan telah dibatasi untuk non-penduduk, semakin memperparah krisis ini.

Biaya Liburan Melonjak

Penutupan Bandara Ben Gurion memicu efek berantai yang signifikan di seluruh industri perjalanan. Maskapai internasional segera menghentikan operasi mereka, dan nyaris tidak ada opsi untuk memesan penerbangan lain. Ini memaksa wisatawan yang terdampar untuk tinggal lebih lama di Israel, sehingga biaya akomodasi mereka melonjak tajam. Ketidakpastian kapan mereka dapat kembali ke rumah menambah beban psikologis dan finansial yang berat.

Bagi sebagian wisatawan yang putus asa untuk kabur, satu-satunya pilihan yang tersisa adalah penyeberangan darat menuju Yordania. Namun, rute ini sangat terbatas, mahal, dan tidak luput dari risiko keamanan. Bahkan jika berhasil mencapai perbatasan, perjalanan ini hanya membawa mereka sejauh Amman. Dari sana, wisatawan masih harus berjuang mencari penerbangan internasional dengan harga yang tentu saja sudah berkali lipat dari normal dan jadwal yang juga masih belum jelas.

Dampak bagi Perekonomian

Bagi Israel, pariwisata menyumbang hampir 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara. Dengan lebih dari 40.000 wisatawan yang terjebak dan ribuan lainnya membatalkan kunjungan, sektor pariwisata diperkirakan akan menurun tajam. Dampak berantai ini tidak hanya memengaruhi industri perhotelan, tetapi juga sektor transportasi, layanan makanan, dan bahkan acara budaya yang sangat bergantung pada pendapatan dari pengunjung asing.

Krisis keamanan ini juga telah memicu respons global. Pemerintah dari berbagai negara di seluruh dunia telah menerbitkan peringatan perjalanan, secara tegas meminta warga negaranya untuk menghindari perjalanan ke Israel dan wilayah sekitarnya. Hal ini didasarkan pada alasan ancaman rudal yang persisten, potensi serangan militer lebih lanjut, dan lingkungan keamanan yang secara keseluruhan sangat tidak stabil.

Pilihan Editor: Mengapa Eropa Berbalik Menekan Israel Soal Gaza

Ringkasan

Lebih dari 40.000 wisatawan asing terjebak di Israel di tengah konflik yang memanas antara Israel dan Iran. Situasi memburuk setelah serangan udara Israel dibalas rudal Iran pada Juni 2025, yang menyebabkan penutupan total Bandara Internasional Ben Gurion dan pembatalan semua penerbangan. Akibatnya, destinasi wisata utama berubah menjadi zona waspada tinggi, memaksa wisatawan mencari perlindungan di bunker dan menghadapi ketidakpastian.

Penutupan bandara memicu kenaikan biaya akomodasi dan opsi melarikan diri yang terbatas serta berisiko, seperti penyeberangan darat ke Yordania. Sektor pariwisata Israel, yang menyumbang hampir 3 persen PDB negara, diperkirakan akan menurun tajam karena puluhan ribu wisatawan terjebak dan pembatalan kunjungan. Krisis keamanan ini juga mendorong berbagai pemerintah negara lain untuk menerbitkan peringatan perjalanan ke Israel.